Titik Awal: Pagi Hari

Semua cerita kehidupanmu berawal ketika kamu bangun di pagi hari

Muhammad Farid Zia
Cerita kehidupanku

--

Tidak dapat dipungkiri bahwa bisa menghirup wangi dan segarnya udara di saat pagi hari merupakan sebuah privilege yang patut kita syukuri sebagai seorang manusia. Hal semacam ini harus kita akui karena tentu ada sebuah tempat yang memang saat pagi hari tiba pun udaranya sudah tercemar oleh berbagai macam bentuk polusi yang tidak baik bagi kesehatan.

Tidak usah jauh-jauh, kita ambil saja contoh di kota Jakarta, dari data tanggal 13 Februari 2024. Jakarta menempati urutan pertama dengan tingkat kualitas udara terburuk pertama di Indonesia. Ya sebenarnya hal ini tidak mengejutkan sama sekali, bahkan Jakarta pernah masuk di posisi tiga besar dengan kualitass udara terburuk di dunia.

Sumber: DKI Jakarta Paling Polusi di Indonesia Pagi Ini (Selasa, 13 Februari 2024) by databoks

Sampai sini saja kita bisa paham bahwa ketika pagi hari masih bisa menghirup udara yang segar tanpa adanya campur tangan berbagai macam polusi adalah merupakan salah satu bentuk kenikmatan duniawi yang patut kita syukuri.

Hari kedua puasa, pagi sekitar jam 7 suasana masih sepi di komplek rumah.

Namun, ada satu privilege yang lebih besar daripada sekadar bisa menikmati segarnya udara di pagi hari, apa tuh?

“Dirimu masih diberikan HIDUP oleh Allah hari ini.”

Banyak dan tidak sedikit yang malamnya mengira dia bisa bangun esok hari tapi pada akhirnya selepas ia memejamkan matanya di malam hari untuk tidur dan besoknya ia sudah tidak bisa lagi membuka kedua matanya tersebut untuk selamanya. Dengan kata lain itulah akhir dari kisah hidupnya di dunia yang singkat ini.

Sehingga sudah sepantasnya ketika Allah masih memberikan kita kesempatan untuk hidup pagi ini maka kita harus banyak-banyak bersyukur jangan malah kufur nikmat. Salah satu bentuk syukur yang bisa kita implementasikan adalah dengan memanfaatkan hari-hari tersebut dengan hal yang bermanfaat baik itu untuk urusan akhirat maupun untuk urusan duniawi kita juga.

Rugi sekali rasanya ketika Allah masih memberikan kita kesempatan untuk bernafas ketika bangun tidur di pagi hari. Namun, malah kita sia-siakan dengan bermalas-malasan seperti orang yang sudah tidak ada semangat untuk hidup.

Mungkin setiap orang punya tujuan dan semangat yang berbeda-beda untuk mendorong dirinya sendiri agar bisa bangun di pagi hari yang kadang cuacanya masih dingin seperti menggigit kulit itu.

Bagi para ayah atau para suami mungkin dorongan yang dapat terus membakar semangatnya agar terus semangat bangun di pagi hari adalah untuk memberikan kehidupan yang layak bagi istri dan anak-anaknya. Ia rela bangun pagi setiap harinya sehabis sholat subuh dan kemudian lanjut bergegas untuk berangkat kerja. Ini semata-mata ia lakukan hanya untuk berusaha memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya.

Tentu hal semacam ini adalah hal yang patut kita apresiasi, karena menjadi seorang suami sekaligus ayah memang tidak pernah mudah. Namun, yakinlah usaha dan lelah yang dirimu lakukan itu akan dihitung sebagai ibadah yang besar oleh Allah dan tentu Allah akan membalas lelahmu tersebut dengan pahala yang setimpal.

Menjadi seorang pria, suami dan juga ayah adalah tentang tanggung jawab. Tanggung jawab untuk mendidik istri dan anak-anak-nya, menjauhkan mereka dari “NERAKA” Allah dan memberikan mereka nafkah lahir batin yang layak dan mencukupi. So, jangan lupa bersyukur ketika dirimu masih diberikan rasa tanggung jawab tersebut.

Bagi para istri dan para ibu yakinlah bahwa lelahmu untuk berusaha bangun subuh hari bahkan sebelum adzan subuh untuk mempersiapkan kebutuhan suami dan anak-anak-mu ada pahala besar yang menanti dirimu di depan. Sama seperti suami atau para ayah, menjadi seorang istri apalagi ditambah menjadi seorang ibu bukanlah perkara yang mudah seperti mudahnya memasak mie instan.

Sehingga jika dirimu mampu konsisten melakukan hal tersebut, sudah sepantasnya dirimu banyak-banyak bersyukur kepada Allah, karena pada kenyataanya tidak semua istri dan ibu dapat melakukan hal tersebut dengan baik.

Untuk yang belum menikah pun harus terus semangat bangun paginya, karena masih banyak hal-hal yang harus kita perjuangkan dalam hidup ini. Sesederhana melatih kebiasaan untuk bangun di awal subuh pun sudah sangat bagus untuk membiasakan diri nantinya ketika misalnya sudah berkeluarga.

Di lain sisi, ada tabungan yang terus menanti untuk diisi, ada wanita yang mungkin tanpa kamu sadari masih harap-harap cepas menunggumu untuk segera menghalalkannya, ada keluarga yang masih perlu kamu bantu, ada orang yang membutuhkan yang perlu kamu sedekahi. Pada akhirnya ada banyak hal yang sedang menunggumu di depan. Jadi ayo semangat jangan malah pagi hari sudah loyo dan hilang semangatnya.

Sebagai manusia khususnya anak muda kita tidak boleh lemah, mungkin masalah kita ada banyak, tapi tentunya hal-hal baik yang menunggu kita di depan tidak kalah banyak dari masalah hidup kita sekarang. Jadi jika bukan diri kita sendiri yang terus memotivasi diri dan terus memberikan semangat, mau menunggu siapa lagi?

Ingat kamu belum menikah, jadi jangan tunggu doi menyemangatimu dulu baru kamu semangat. Itu tidak perlu, harusnya diri kita sendirilah yang harus terus memberikan semangat dan sugesti positif tersebut.

Pada akhirnya menjadi anak muda yang mungkin belum bertemu dengan jodohnya adalah tentang impian, cita-cita dan mencari tujuan bersama. So, bangunlah pagi hari dengan penuh semangat, kejar terus impianmu yang banyak dan besar itu. Jangan kasih kendor.

Last but not least, jangan lupa juga berdoa semoga Allah mudahkan terus langkahmu dalam ketaatan dan kebaikan. Karena apalah kita ini tanpa bantuan dari Allah. Manusia tanpa bantuan dan rahmat Allah sepertinya kemampuannya lebih kecil dari seekor semut deh, tidak bisa melakukan apa-apa.

--

--

Muhammad Farid Zia
Cerita kehidupanku

🇮🇩 • /Frən(t) ˈend Software Engineer. Blog Writer. Likes to write about personal opinions.