Sebuah Evolusi

Menilik kembali evolusi kepenulisan diri sendiri

Muhammad Farid Zia
Cerita kehidupanku

--

Mulai berani menulis dan mempublikasikan tulisan di blog ketika masih duduk di bangku SMA dan tak menyangka masih bisa menulis hingga saat ini di umur saya yang sudah kepala dua (baca: 25 tahun). Sejujurnya saya sudah lupa atau bahkan malah tidak tahu persis mengenai alasan khusus kenapa saya bisa mulai menulis dahulu ketika masih SMA.

Jika saya coba ingat-ingat kembali alasan dibalik keputusan saya untuk blogging kala itu, malah kemungkinan besar alasan utamanya bukan karena ingin menulisnya, tapi karena dahulu saya suka ngulik-ngulik tema di blogspot, jadi suka saja gitu ketika misalnya bisa menambahkan animasi yang mengikuti kursor penggunanya, membuat tema sendiri untuk blog pribadi atau agar bisa lebih standout dari tema blog milik orang lain.

Ternyata alasan utama saya dulu untuk nge-blogging bukan untuk menulis. Namun, apalah gunanya rumah bagus dari tampak luar saja tapi di dalam tidak ada isinya sama sekali. Begitupula dengan sebuah blog, ibaratnya percuma saja tampilannya bagus. Namun, jika di lihat ke dalam ternyata tidak ada apa-apa alias kosong melompong.

Nah, oleh karena itu, sebuah blog yang baik adalah yang tidak hanya bagus secara luarnya saja tapi yang ditunjang juga oleh isi konten atau artikelnya.

SMA — Teknis

Awal-awal saya mulai menulis di blog pribadi dulu ketika masih SMA banyak membahas mengenai programming dasar. Kala itu saya lumayan sering menulis mengenai cara menyusun algoritma di kasus tertentu yang kemudian dilanjutkan dengan cara mengimplementasikan algoritma yang sudah disusun tersebut ke dalam sebuah bahasa pemrograman C plus plus (C++). Jadi, saya menuliskan apa yang sudah saya pelajari, kemudian supaya tidak lupa dan mungkin nantinya bisa bermanfaat untuk yang lain juga akhirnya saya putuskan untuk menulisnya di blog pribadi saja.

Intinya apapun yang sudah saya pelajari mengenai programming kemungkinan besar akan saya tuliskan juga di blog pribadi saya. Saya baru menyadari juga bahwa tulisan yang sudah kita tulis di blog itu bisa menjadi salah satu bentuk dokumentasi pribadi juga lho. Tak jarang pula jika misalnya saya lupa tentang cara implementasi sesuatu hal dan tiba-tiba teringat kalo dulu sepertinya pernah menulis tentang hal tersebut, sehingga tanpa kita sadari menulis itu banyak sekali manfaatnya secara tidak langsung untuk diri sendiri.

Mungkin orang lain pun sebenarnya merasa mendapat banyak manfaat dari apa-apa yang sudah kita tulis, tapi kita tidak tahu saja, ya sesederhana karena pembacanya tidak memberi tahu si penulisnya saja kalo tulisannya itu sebenarnya bermanfaat.

Saya yakin kok mau se-basic apapun tulisan yang kita tulis itu, pasti ada saja orang yang akan merasakan manfaatnya, yakin deh. Jadi tulis saja pengalaman baik apapun yang sudah kita pelajari dan dapatkan dalam hidup ini, kita tidak pernah tahu siapa yang bisa merasakan manfaat dari tulisan tersebut nantinya.

Kuliah — Teknis dan Sedikit Kehidupan

Ketika awal-awal kuliah saya sudah jarang malah bahkan tidak pernah lagi menyentuh atau menulis di blog pribadi. Dulu saya berpikir blog itu sudah jadul, jadi saya harus mengikuti zaman. Akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan Medium (akhir-akhir ini juga sering menulis di Substack) hingga detik ini. Jujur saya lupa bagaimana dan apa alasan saya menggunakan Medium. Kemungkinan besar mungkin karena saya pernah melihat tulisan yang di publikasikan di Medium, jadi ikutan mencoba deh. Kalo istilah sekarangnya mah FOMO ya haha.

Saya mulai mencoba Medium itu di akhir tahun 2016. Sejak saat itu sebenarnya masih sama saja seperti saat masih SMA, topik dan tulisannya itu kebanyakan masih membahas mengenai programming, tapi sekarang yang lebih mengarah ke bidang Web Development gitu. Oh ada bedanya juga deh, kalo dulu ketika masih SMA saya lebih banyak menulis artikel tentang tutorial programming dan sejenisnya, ketika sudah kuliah ini saya juga mulai merambah menulis tentang masalah kehidupan.

Sepertinya masa-masa kuliah sudah mulai membuat kehidupan saya lumayan berbeda. Masa di mana diri ini mulai lebih aware mengenai masalah hidup, dsb. Ini juga kali pertama saya jauh dengan orang tua, bisanya sedari kecil sampai SMA saya bersama orang tua terus di Lombok, tapi selepas lulus SMA, akhirnya memutuskan untuk lanjut kuliah di Bandung, ya hidup menjadi jauh berbeda 180°.

Banyak hal baru yang harus mulai saya adaptasikan, mulai dari budaya, makanan, pelajaran, pertemanan, dsb. Saya sadar bahwa saya bukan lagi seorang anak kecil penakut yang harus terus bersembunyi di bawah bayangan orang tua. Saya harus mulai belajar mandiri di pertantauan. Mulai mengerjakan apa-apa sendiri, sesederhana menyetrika baju, mencuci pakaian adalah hal-hal yang harus mulai saya biasakan kala itu.

Lulus Kuliah & Kerja — Masalah Hidup

Di akhir-akhir masa kuliah sebenarnya saya sudah mulai lebih banyak menulis mengenai kehidupan. Saya menyadari bahwa semakin saya bertambah usia (baca: tambah tua) maka kebanyakan tulisan-tulisan saya adalah tentang masalah peliknya hidup.

Dan ya saya mulai menyadari juga bahwa menulis itu bukan hanya sekadar menulis kemudian dipublikasikan begitu saja. Menulis adalah tentang menuangkan isi otak kita ke dalam sebuah tulisan dan tak lupa juga diselipkan nasihat-nasihat yang harapannya berguna untuk diri kita sendiri dan syukur-syukur berguna juga untuk yang membaca. Jika menulis hanya sekadar menulis tanpa ada pesan moral yang ingin disampaikan, saya pikir ini adalah jenis tulisan yang paling mendasar. Karena pada hakikatnya menulis adalah tentang bagaimana kita bisa menyampaikan pesan tersirat kepada pembacanya.

Ketika kita sudah berani menulis dan mempublikasinnya ke dunia luar, itu berarti kita sudah siap untuk memberikan perspektif lain kepada orang yang membaca tulisan kita. Bagian tersulit dari menulis itu sebenarnya bukan di menulisnya, tapi lebih ke isi atau konten dari tulisan yang pada akhirnya dikonsumsi oleh orang lain selain diri kita sendiri.

Kira-kira begitulah evolusi tulisan saya mulai dari SMA hingga saat ini ketika saya sudah bekerja. Ya sesekali saya masih menulis tentang masalah teknis karena ini bidang yang saya sukai juga, sehingga saya tidak menutup mata juga untuk tidak mau menulis tentang hal-hal teknis sama sekali. Namun, seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya semakin bertambahnya umur membuat saya lebih suka menulis tentang masalah kehidupan daripada menulis mengenai hal-hal yang berbau teknis.

Saya pikir-pikir juga sudah lumayan cukup lah membahas banyak hal mengenai bidang saya di tempat kerja dan bahkan di X (Twitter) pun saya masih sering mengikuti informasi mengenai bidang yang saya geluti. So, untuk masalah tulis-menulis sepertinya better untuk lebih banyak membahas dan menulis mengenai pandangan pribadi saya berdasarkan pengalaman hidup saja. Ya walauapun tadi tidak menutup kemungkinan juga masih akan menulis mengenai hal-hal yang teknis, meskipun tentunya tidak akan sebanyak dulu lagi porsinya.

Getting older and writing more life articles than technical articles, yeah that’s me

Pemikiran kali ini ditulis saat sedang duduk menyendiri di kursi dapur sembari melihat pemandangan langit mendung yang sedang menjatuhkan banyak airnya ke bumi. Lombok, 24 Maret 2024 (13 Ramadan 1445 H).

--

--

Muhammad Farid Zia
Cerita kehidupanku

🇮🇩 • /Frən(t) ˈend Software Engineer. Blog Writer. Likes to write about personal opinions.