Belajar Bersabar

Bersabar dengan segala ujian dan kesulitan dalam hidup

Muhammad Farid Zia
Cerita kehidupanku

--

Photo by Amanda Sweeney

Beberapa minggu belakangan ini asam lambung saya sering sekali kambuh akibatnya adalah ketika menjalani aktivitas menjadi kurang nyaman. Bagaimana tidak, entah di perut, di dada rasanya tidak karuan apalagi ketika asam lambung kambuh ditambah anxiety, lengkap sekali ya rasanya. Karena biasanya ketika asam lambung kambuh disertai anxiety selain badan rasanya tidak nyaman pikiran juga lari kemana-mana, overthinking sekali dengan segala sesuatu.

Jujur saja ketika pertama kali mengalami Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau yang biasa kita kenal dengan asam lambung saya merasa kehidupan pribadi sudah tidak akan sama lagi ketika sebelum mengalami asam lambung. Terkesan lebay atau berlebihan sekali terdengarnya ya, tapi kenyataanya memang seperti itu.

Dulu pun ketika awal-awal mengalami asam lambung saya seringkali mengalami kecemasan yang berlebihan. Bahkan pernah juga sampai memikirkan akan mati, padahal tidak perlu memikirkan itu pun kita semua pasti akan mati dan meninggalkan dunia yang sangat melalaikan ini.

Pertanyaannya sekarang adalah kenapa harus takut? Yang lebih menakutkan adalah ketika kita mati tanpa membawa bekal amal shalih. Amalan ala kadarnya dan itu pun kita tidak tahu apakah diterima oleh Allah atau tidak. Namun, beda halnya dengan dosa yang sudah pasti dicatat sebagai amalan buruk. Yah, salah satu penyakit akut manusia memang cinta dunia dan takut akan kematian.

Saya jadi kepikiran kenapa dulu bisa overthinking sampai sebegitunya ya? Padahal rasa cemas yang saya rasakan dan pikirkan dulu itu tidak ada dasarnya sama sekali. Jika dipikir-pikir lagi kemungkinan penyebabnya adalah karena dulu saya masih kurang pengetahuan tentang penyakit GERD ini.

Seiring berjalannya waktu saya sudah semakin bisa untuk beradaptasi sekaligus berdamai dengan asam lambung ini. Ketika asam lambung kambuh biasanya saya akan memberi sugesti positif ke diri sendiri seperti “Tenang, ini tidak apa-apa, ini cuma karena salah makan saja, nanti juga normal lagi”. Dengan memberikan sugesti-sugesti positif ke diri sendiri harapannya saya bisa menjadi lebih santai dan tidak terlalu cemas ketika asam lambung kambuh.

Asam lambung atau GERD ini memang penyebab terbesarnya selain karena pola makan yang buruk juga karena beban pikiran, seperti orang yang sering stres, cepat terpancing emosi, dsb. Karena hal ini juga sekarang saya sudah semakin tidak mau menghiraukan hal-hal yang dapat membuat asam lambung kambuh, seperti debat kusir di media sosial, melihat postingan yang dapat membuat amarah naik, overthinking, dsb.

Jika misalnya dulu sering sekali terpancing emosi ketika melihat postingan yang tidak jelas di media sosial, sekarang daripada emosi tidak jelas mending di unfollow atau di blok saja akun-akun yang dapat berpontensi membuat emosi dan naik darah. Intinya ketika kalian mengalami GERD atau asam lambung hal yang sangat perlu untuk dijaga adalah pola hidup, pola makan serta pikiran diri sendiri.

Yang punya kebiasaan seperti begadang, malas olahraga, tidur sehabis makan, lebih baik mulai diubah dari sekarang daripada nantinya menyesal sendiri. Kemudian yang pola makannya masih tidak benar bisa diubah juga. Makanlah teratur dengan porsi kecil namun sering dan juga tidak mengonsumsi makanan yang menjadi pantangan untuk penderita asam lambung dan tentunya jaga pikiran untuk tetap tenang ya, jangan biasakan diri untuk kebanyakan stres dan overthinking tidak jelas.

Saya pribadi juga sudah beberapa hari ini mulai kembali memperbaiki hal-hal tersebut. Dari ketiga hal itu yang menurut saya lumayan susah untuk saya lakukan adalah teratur olahraga. Nah, sudah tiga harian ini saya mulai rutin kembali untuk joging ringan di sekitaran komplek atau halaman rumah minimal 30 menitan, yah setidaknya sampai keluar keringat saja.

Kemudian untuk masalah menjaga makanan jujur memang agak sulit ya. Namun, sekarang sudah mulai kembali untuk membiasakan diri menjaga pola makan agar tidak mengonsumsi makanan pantangan seperti makanan pedas(walaupun sejujurnya hal ini terbilang lumayan sulit, karena makanan yang pedas biasanya enak). Dan sekarang juga sedang membiasakan diri untuk banyak makan sayur dan buah, seperti pisang, kurma, dsb.

Untuk masalah pikiran sendiri saya mulai berlatih untuk bersabar ketika melihat hal-hal yang dapat memancing emosi. Daripada asam lambung kambuh mending diabaikan saja hal-hal tersebut. Alhamdulillah setelah mulai(kembali) memperbaiki pola makan, pola hidup dan pola pikir, badan sudah terasa lebih enakan dan semakin bersemangat untuk menjalani kehidupan yang fana ini.

Sekarang yang terpenting adalah bisa tetap bersabar untuk dapat konsisten melakukan semua hal tersebut, karena percuma saja jika hanya dilakukan beberapa hari atau beberapa minggu kemudian setelah itu tidak pernah dilakukan lagi. Seperti kata salah satu dokter spesialis yang pernah saya konsultasi dengannya “Percuma minum obat kalau pola makan dan pikirannya tidak dijaga”.

Terakhir, berdamailah

Hari demi hari berlalu saya mulai terbiasa berdamai dengan semua ini. Mulai berlatih untuk bersabar dengan apapun yang telah terjadi. Dengan mindset seperti ini maka sedikit demi sedikit saya bisa menghilangkan rasa cemas yang berlebihan terhadap dunia, karena saya yakin apapun hal yang terjadi di dunia ini sudah Allah takdirkan.

Ketika rasa cemas dan sedih mulai ingin menguasi jiwa maka berusahalah untuk mengingat-ingat kembali tentang tujuan mengapa Allah menciptakan kehidupan dunia ini. Yakinlah dengan mengetahui dan mengingat hal tersebut maka rasa cemas, sedih, sakit yang sedang dialami sedikit demi sedikit akan menghilang dan mulai bisa mengikhlaskannya. Namun, jika kita terus memikirkannya dan tidak terima dengan hal tersebut yakinlah bukan kedamaian yang akan kita dapati, tapi malah rasa cemas yang berkepanjangan.

--

--

Muhammad Farid Zia
Cerita kehidupanku

🇮🇩 • /Frən(t) ˈend Software Engineer. Blog Writer. Likes to write about personal opinions.